Patah Hati dan Puisi
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis memepercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Dari: Deru Campur Debu (1949)
Puisi Chairil Anwar yang dipersembahkan bagi pecinta sejati yang patah hati. Siapa saja yang patah hati, bisa merasakan kesedihan. Teramat sedih yang diungkapkan Chairil tanpa ada bait sedih.***
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis memepercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Dari: Deru Campur Debu (1949)
Puisi Chairil Anwar yang dipersembahkan bagi pecinta sejati yang patah hati. Siapa saja yang patah hati, bisa merasakan kesedihan. Teramat sedih yang diungkapkan Chairil tanpa ada bait sedih.***
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda