SUTAN MAKMUR

ciloteh dikala senggang

Foto Saya
Nama:
Lokasi: batam

Pekerja Media, Peminat Sejarah. Tinggal di Batam, Kepri.

Sabtu, 28 Februari 2009

KMP Kuala Batee II, Berjasa Saat Tsunami


Kapal roll on roll off (roro) KMP Kuala Batee II, hampir satu tahun beroperasi melayani Punggur-Tanjunguban. Keberadaannya dibutuhkan dan saat ini semakin diminati. Dibandingkan kapal roro sebelumnya, KMP Paray dan Sri Gemilang, kapal ini memiliki berbagai kelebihan.
---------------------------------------
Nyaman, itu kesan yang dirasakan wartawan koran ini saat bepergian dengan KMP Kuala Batee Punggur-Uban pulang pergi, Sabtu (28/2) kemarin. Kenyamanan sangat terasa ketika berada di ruangan penumpang yang berada di lantai dua. Ruangan begitu luas. Penumpang bisa memandang bebas keluar karena tak ada penghalang kaca atau pembatas lain. Dari atas, penumpang bisa menikmati indahnya deretan pulau-pulau kecil selama perjalanan.

Perjalanan Punggur-Uban sejauh delapan mil itempuh dalam waktu 45 menit, ditambah proses menaikkan dan menurunkan kenderaan, paling lama satu jam. Dari Punggur, kapal setiap hari berangkat dua trip. Pukul 10.00 WIB dan trip kedua, pukul 16.00 WIB. Dari Tanjunguban, juga dua trip. Pukul 08.00 WIB dan pukul 13.00 WIB.

Selama dalam perjalanan Punggur-Uban dan Uban-Punggur, wartawan koran ini melihat sejumlah fasilitas kapal milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) ini.Kapal berbobot 464 GT itu secara secara sederhana dibagi tiga lantai. Lantai dasar atau bawah untuk memuat kenderaan, dan lantai dua untuk penumpang. Ruangan nahkoda dan kamar anak buah kapal (ABK) berada di lantai tiga atas atas.

Dibandingkan KMP Paray dan Sri Gemilang, KMP Kuala Batee II jauh lebih besar. Tersedia 292 kursi penumpang. Sebanyak 50 kursi kelas VIP, 72 kelas bisnis dan 170 kursi kelas ekonomi. Penumpang 300-an orang pun masih tertampung. Sedangkan kapal roro KMP Parai kapasitasnya hanya 115 penumpang dan KMP Sri Gemilang 100 penumpang.

Selain penumpang, kapal roro ini juga mampu memuat 100-an unit sepeda motor dan sekitar 22 unit roda empat dan roda enam. KMP Kuala Batee juga lebih cepat ketimbang dua kapal roro yang lain. "Hanya Kuala Batee II saja yang beroperasi melayani penumpang. KMP Parai sekarang beroperasi di Bangka. Kalau Sri Gemilang bawa elpiji, avtur dan bahan bakar lain," kata penjabat sementara (Pjs) nahkoda KMP Kuala Batee II, Syahmirdan, kemarin.

Ruangan penumpang dilengkap televisi di setiap ruangan. Satu unit di kelas ekonomi, satu unit di kelas bisnis dan satu unit lagi di ruangan VIP. Ruangan penumpang juga dilengkapi ruangan mushala. Tersedia juga empat toilet yang berukuran cukup besar khusus untuk penumpang. Selain itu, juga disediakan minuman kaleng dan makanan kecil yang lokasinya di depan kelas bisnis.

Antara kelas ekonomi dan bisnis ada dua pintu. Penumpang yang ingin merokok bisa pergi ke ruangan ekonomi. Di kelas bisnis ada AC. Beda kedua ruangan selain AC, hanya bentuk kursi. Kelas ekonomi kursinya terbuat dari plastik yang keras. Bagi penumpang yang ingin menggunakan laptop di ruangan ekonomi bagian belakang ada meja.

Mulai Februari 2009, ASDP sudah memberlakukan tarif baru, yang turun rata-rata lima persen dari tarif sebelumnya. Kelas bisnis untuk dewasa Rp16.600, kelas bisnis anak-anak Rp13.000, kelas ekonomi dewasa Rp14.500, dan kelas ekonomi anak Rp11.500.

Tarif kenderaan dibagi delapan golongan. Golongan satu untuk jenis sepeda ontel, tarifnya Rp 12.ribu. Golongan dua untuk sepeda motor Rp24 ribu, dan Golongan tiga untuk roda tiga atau bajai tarifnya Rp126.000. Golongan empat untuk kendaraan penumpang jenis sedan, kijang dan sejenis tarifnya Rp173.500. Untuk mobil pickup atau boks barang roda empat tarifnya Rp154.500.

Golongan lima juga dibagi dua. Untuk bus penumpang tipe sedang tarifnya Rp314 .000. Truk sedang pengangkut barang tarifnya Rp272.500. Golongan enam untuk bus penumpang besar tarifnya Rp439.500. Truk besar pengangkut barang Rp414.000 ribu.Sedangkan, golongan tujuh jenis tronton dan kontainer tarifnya Rp522.000. Golongan delapan kendaraan jenis alat berat Rp774.000. Sedangkan untuk barang, tarif sekali angkut Rp9.500 per ton.

Nahkoda Syahmirdan, didampingi mualaim II, Amiruddin menyebutkan, sejak beroperasi bulan April 2008 lalu, keberadaan KMP Kuala Batee semakin diminati. Rata-rata dalam sehari atau empat trip dibawa 250-an penumpang. "Kalau hari Sabtu Minggu atau hari libur, penumpang biasanya lebih banyak. Tapi sejak kami hadir di sini, belum ada penumpang yang tak terangkut. Kapal cukup besar," kata nahkoda asal Meulaboh, Aceh Barat ini.

Sabtu (28/2) kemarin, dari Uban ke Punggur pukul 08.00 WIB membawa 120 penumpang. Dari Punggur ke Uban pukul 10.00 WIB, jumlah penumpang 111 orang. Kemudian, penumpang dari Uban ke Punggur pukul 13.00 WIB, sebanyak 106 penumpang. Masih ada satu trip lagi pukul 16.00 WIB ke Uban.

KMP Kuala Batee II produksi tahun 1991 dan beroperasi mulai 1992. Sebelum beroperasi melayani rute Punggur-Uban, kapal ini biasanya beroperasi dari Meulaboh ke wilayah sekitarnya. Misalnya, Meulaboh-Sinabang, Banda Aceh-Sabang, Sibolga-Gunung Sitoli (Nias) dan rute lain di Aceh.

Mualim II, Amiruddin menyebutkan, kapal ini pernah berjasa saat terjadi musibah tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Kapal dipergunakan untuk mengangkut barang-barang untuk korban tsunami.
Saat tsunami datang, katanya kapal sedang bersandar di dermaga Sinabang. "Kapal selamat, hanya sedikit yang rusak. Makanya kapal banyak digunakan untuk membantu korban dan membawa barang," ujarnya.

Dari 19 awak kapal, termasuk nahkoda, hanya tiga orang yang bukan orang Aceh. Selebihnya berasal dari Aceh, khususnya Meulaboh. Tak heran di ruangan kemudi kapal, nahkoda dan anak buahnya biasa menggunakan bahasa Aceh. Selain bahasa Aceh, rata-rata diantara mereka juga fasih pakai bahasa Minang.

Tak satu pun diantara mereka yang tinggal di Batam atau Tanjunguban. Mereka tinggal di kapal. Sementara, anggota keluarganya ada yang di Aceh dan ada pula yang di Medan.
"Kami gantian saja balik mengunjungi istri. Saya asal Meulaboh, tapi anggota keluarga di Medan. Tak ada lagi rumah di kampung. Habis kena tsunami," kata laki-laki yang 26 tahun bekerja di ASDP ini.

Ia meyakinkan keberadaan KMP Kuala Batee II yang melayani rute Punggur-Uban bukan mematikan atau menyaingi kapal feri penumpang lain. Kapal ini alternatif, bagi penumpang yang ingin bepergian, khususnya membawa kenderaan. Selain lebih hemat, proses membawa kenderaan juga tak rumit.

Hal ini dirasakan salah seorang penumpang, Doni Hendri yang sempat ngobrol-ngobrol dengan wartawan koran ini dalam perjalanan ke Uban. Karyawan Kimia Farma Tegal ini bersama teman-temannya berencana jalan-jalan ke Lagoi. Ia liburan ke Batam dan diajak temannya ke objek wisata di Kabupaten Bintan itu. "Teman bawa mobil, makanya kami pilih naik kapal roro ini. Nyaman sekali, seperti di atas kapal pesiar saja," kata Doni. (dea)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda