SUTAN MAKMUR

ciloteh dikala senggang

Foto Saya
Nama:
Lokasi: batam

Pekerja Media, Peminat Sejarah. Tinggal di Batam, Kepri.

Kamis, 12 Maret 2009

Bangga Bisa 'Menaklukan' Pilot (Jaenal Arifin)

Tukang parkir kenderaan mungkin dianggap sepele dan gampang. Tapi kalau yang dipandu untuk diparkir pesawat, itu luar biasa. Jadi juru parkir pesawat (marshaller) butuh keahlian khusus.
------------------------
Deretan pesawat bisa tertata rapi di apron (area parkir pesawat) Bandara Hang Nadim setiap hari.Saat pesawat datang yang melaju dalam kecepatan lambat, pilot seperti takluk diatur seorang yang berada di depan pesawatnya. Dengan teratur dan cermat, dia memberi petunjuk sampai pesawat parkir dan mesinnya dimatikan. Inilah marshaller, juru parkir pesawat.

Di Hang Nadim, ada puluhan marshaller. Semua maskapakai penerbangan punya marshaller. Selain itu ada pula marshaller dari perusahaan pengelola Ground Handling. Tak ketinggalan, Apron Movement control (AMC) Hang Nadim juga punya 15 petugas yang punya lisensi sebagai marshaller.

Salah satu marshaller dari AMC adalah Jainal Arifin (46) yang saat ini menjabat Kepala Unit (Kanit) AMC Hang Nadim. Sejak 1994, pria asal Sumedang ini sudah bertugas di AMC. Piping, sapaan akrabnya sudah bekerja di Hang Nadim sejak 1984.
Selaku Kanit AMC, Piping mengaku sudah jarang turun memandu parkir pesawat. Kebanyakan parkir pesawat diurus marshaller dari maskapai penerbangan dan pengelola ground handling. "Kalau diminta, kita siap turun. Namanya marshaller siap ditugaskan kapan pun," kata Piping sambil menunjukkan Aircraft Marshaller License miliknya yang dikeluarkan Departemen Perhubungan, kemarin di kantornya.

Tak mudah, katanya jadi marshaller. Dia harus pandai berkomunikasi secara baik dengan pilot dan bisa memandu pesawat ke apron yang sudah ditentukan. Kalau ada garbarata, katanya marshaller memandu agar pintu pesawat bisa pas sehingga penumpang bisa nyaman untuk turun.

Seorang marshaller berpengalaman, kata Piping, bisa mengetahui jenis pesawat apakah cocok dengan garbarata yang ada di bandara atau tidak. Kalau tak cocok, terpaksa penumpang naik dan turun tanpa melalui garbarata. Kalau dipaksakan, bisa terjadi insiden berbahaya.

Soal ini dia pernah punya pengalaman menarik. Kejadiannya saat itu dia memandu pesawat Pelita Fokker 100 untuk parkir di apron Hang Nadim. Ternyata pesawat tak cocok dengan garbarata yang ada. Piping dan teman-temannya bersama pilot memaksakan agar bisa pakai garbarata. "Terjadi insiden. Saya terjepit di ujung garbarata," ujarnya.

Agar bisa menjadi marshaller, seseorang harus mengikuti diklat. Dalam diklat itulah dipelajari tanda-tanda standar untuk memarkir pesawat. Meski pendidikan formalnya hanya sekolah menengah atas, namun Piping sering mengikuti diklat AMC, termasuk diklat marshaller. Ia pernah mengikuti diklat di Medan tahun 1994, diklat di Palembang dan diklat garbarata di Batam.

Pendidikan AMC, katanya tiga bulan. Barulah kemudian mengikuti tes jadi marshaller.
selain tes tertulis, juga tes fisik. Mustahil kalau kondisi fisik, tak bagus bisa lolos. "Kalau lulus baru dapat lisensi atau sertifikat. Masa berlakunya dua tahun. Kemana-mana harus dibawa, seperti halnya SIM untuk mengemudi," ujarnya.

Dari pendidikan barulah didapatkan pengetahuan memandu pesawat.Aba-aba yang diberikan marshaller dimulai saat pesawat memasuki area apron. Tempat parkir telah diatur AMC, marshaller tinggal mengarahkan. Setelah memastikan posisi lokasi parkir ke AMC, marshaller datang menuju lokasi parkir.

Setelah memastikan pesawat, marshaller mulai melambaikan tangan menunjukkan pilot bahwa di tempat itulah tempat parkir pesawatnya. Setelah pilot dan marshaller berkomunikasi, marshaller memberikan aba-aba. "Banyak aba-abanya. Pilot mengerti dengan aba-aba yang kita berikan," katanya.

Marshaller bisa memerintahkan pilot untuk maju dan gerakan lainnya. Termasuk pula jika posisi parkir pesawat sudah pas, marshaller bisa menyuruh pilot berhenti dan mematikan mesin. Lalu menganjal roda pesawat. "Aba-abanya bisa dengan alat seperti bet pingpong. Kalau cuaca buruk bisa pakai lampu," ujarnya. (dea)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda