SUTAN MAKMUR

ciloteh dikala senggang

Foto Saya
Nama:
Lokasi: batam

Pekerja Media, Peminat Sejarah. Tinggal di Batam, Kepri.

Kamis, 26 Maret 2009

Mesin Mati, Sriwijaya Mendarat Darurat


Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 039 yang berangkat dari Bandara Raja Haji fi Sabilillah (RHF) Tanjungpinang tujuan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (23/3) sekitar pukul 07.30 WIB, mendarat darurat di Bandara Hang Nadim, Senin (23/3) sekitar pukul 07.58 WIB lantaran mesin sebelah kiri mati setelah pesawat terbang 10 menit.

Dalam penerbangan ini, jumlah penumpang 116 orang, satu orang di antaranya anak-anak berumur empat tahun. Ditambah enam kru, yakni satu pilot, satu co-pilot dan empat kabin kru. Pesawat dipiloti Capt Terry dan co-pilot Deron.

Pesawat Boeing 737-200 itu terbang sesuai jadwal. Salah seorang penumpang, Eriyana Agus menuturkan, tak ada tanda-tanda pesawat akan mengalami kerusakan sebelum terbang. Tapi baru 10 menit terbang, penumpang dikejutkan munculnya suara seperti ledakan.


”Penumpang semua terkejut. Suaranya cukup keras. Seperti ada yang meledak,” kata Agus di ruangan tunggu Hang Nadim.


Sama halnya dengan penumpang lain, ia pun bertanya-tanya apa yang terjadi. Tak lama berselang, pramugari pesawat memberikan informasi adanya gangguan mesin pesawat. Penumpang diminta tenang. Pramugari juga memberitahukan pesawat akan mendarat di Bandara Hang Nadim.


Kata Agus, setelah adanya kerusakan di mesin pesawat, penerbangan tak terganggu. Ia melihat penumpang lain juga terlihat tenang. Tak ada yang menangis, termasuk anak kecil yang ada di dalam pesawat. ”Saya tak trauma. Cuma terkejut adanya suara ledakan saja. Pesawat juga tak oleng, setelah mesinnya mati sebelah,” ujarnya.


Penumpang lain, Damsiri mengaku terkejut dengan adanya suara seperti ledakan saat pesawat belum lama terbang. Kejadian itu, katanya terjadi sebelum pramugari membagikan makanan ringan.”Suara cukup keras, tapi tak ada goncangan,” ujar Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kepri ini.


Dalam pesawat itu juga ada Kepala Badan Penanaman Modal dan Investasi Daerah (BPID) Kepri, Syed Taufik dan Kakan Kesbang Linmas Kab Bintan, Dian Nusa. Kepada Batam Pos, Senin (23/3) Dian Nusa, mengatakan saat itu dia duduk di bangku depan sebelah kiri dan saat pesawat baru terbang sekitar 10 menit di mesin sebelah kiri terdengar bunyi yang aneh. Tak lama setelah tu diumumkan ada kerusakan teknis di pesawat dan karenanya pesawat akan kembali tapi ke Bandara Hang Nadim, Batam.


”Setelah bunyi di mesin itu, kecepatan pesawat seperti berkurang. Saat itu penumpangnya penuh dan nampaknya banyak yang langsung pucat. Tapi akhirnya berhasil mendarat mulus walaupun pesawat terasa agak bergoyang,” kata Dian, yang masih berada di Bandara Hang Nadim, Batam.


Atas kejadian itu dia mengaku tidak terlalu terpengaruh dan rencananya akan tetap berangkat ke Jakarta. Tapi, karena dua rekannya yang lain trauma dan memilih balik ke Tanjungpinang. Maka, diapun memilih sikap sama dengan tidak menunda rencana keberangkatan ke Jakarta itu.


Secara terpisah, Ka BPID Prov Kepri, Syed Taufik yang dikonfirmasi terpisah juga tidak terlalu terpengaruh atas kejadian itu. Sebab, dia meyakini jika waktunya sudah tiba di manapun tempatnya bisa terjadi. Walau diakuinya saat mendengar bunyi mesin sebelah kiri ada yang aneh jantungnya seperti mau lepas. Karenanya setelah mendarat dengan selamat di Batam, dia langsung melanjutkan perjalanannya ke Jakarta dengan pesawat milik maskapai Batavia Air.


”Setelah bunyi itu pesawat sempat guncang dan sebelum pramugari bilang pesawat akan kembali. Saya dah yakin kembalinya pasti ke Batam. Waktu dengar bunyi mesin tu jantung macam nak lepas. Tapi saya yakin segalanya tergantung pada Yang Di Atas. Dengan satu mesin pesawat bisa mendarat dengan baik, pilotnya bagus,” ujar Syed Taufik yang saat dikonfirmasi sudah berada di Jakarta.

KNKT Tak Kirim Ivestigator


Kepala Kelompok Seksi Keselamatan Penerbangan Hang Nadim, Elfi Amir mengatakan, Sriwijaya Air mengalami kerusakan mesin sebelah kiri. Namun, penyebabnya belum diketahui. ”Engine I yang bermasalah. ATC kita terima informasi dari Singapura jam 07.39 WIB. Petugas ATC langsung berkoordinasi untuk memandu pendaratan darurat,” kata Elfi di Hang Nadim.


Ada empat petugas ATC yang memandu pendaratan pesawat, yaitu Aris, Dodi, Angga dan Ari. Pesawat akhirnya mendarat dengan sempurna di runway 04. Usai mendarat, penumpang dibawa ke ruangan tunggu untuk menunggu arahan dari pihak Sriwijaya Air.


Saat ini pesawat parkir di Hang Nadim. Pihak bandara belum mengizinkan pesawat itu terbang hingga ada keputusan dari Direktorat Sertifikasi Kelayakan Udara (DSKU), Departemen Perhubungan. ”Saya sudah menginformasikan kejadian ini. Tim turun untuk mengecek penyebab gangguan mesin,” ujarnya.


Elfi menyebutkan, Boeing 737-200 mempunyai dua mesin, kiri dan kanan. Saat salah satu mesin mengalami kerusakan sehingga tak berfungsi, pesawat masih bisa terbang hingga melakukan pendaratan darurat. ”Pilot harus bisa mengambil keputusan dalam kondisi begini. Dalam pendidikan hal ini juga dilatih,” katanya.


Seluruh penumpang hingga kemarin siang, sudah bisa diterbangkan dengan pesawat lain. Sebagian besar dengan pesawat Lion Air dan sebagian lain dengan Mandala. Ada juga penumpang dengan pesawat lain.


Humas Sriwijaya Air, Ruth Hanna membantah pesawatnya mendarat darurat. Pendaratan, katanya sudah sesuai prosedur keselamatan penerbangan. Hanna menyebutkan, istilah pendaratan darurat merujuk pada kondisi di mana pesawat tak memiliki tenaga dan kehilangan kendali saat berada di udara. Akibatnya, pesawat mendarat di mana saja, seperti sungai, persawahan, atau permukiman. ”Ini masih bisa mendarat di bandara terdekat dengan mulus. Keputusan pilot sudah benar,” ujarnya.


Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut insiden pendaratan pesawat B737-200 Sriwijaya Air di Bandara Hang Nadim, Batam, dengan hanya satu mesin, bukan pendaratan darurat.


”Jangan salah persepsi. Itu tak termasuk ‘emergency landing’,” kata Juru Bicara KNKT JA Barata di Jakarta.
Meski hanya dengan hanya satu mesin dan bukan di tempat bandara yang dituju, kata Barata, hal itu tak termasuk dalam kategori pendaratan darurat karena terbukti pesawat itu mendarat dengan aman. Selain itu, katanya, kejadian tersebut dalam kategori insiden biasa, bukan insiden serius, apalagi kecelakaan. ”Jadi, KNKT tak perlu kirim investigator untuk menyelidiki guna mencari penyebabnya,” katanya.


Selain kejadian Sriwijaya Air yang mendarat darurat ini, ada juga Riau Aiarlines (RAL) yang penerbangan dari Jakarta tujuan Pekanbaru terpaksa dialihkan ke Batam, Ahad (22/3) pukul 19.30 WIB. Penerbangannya dialihkan karena cuaca buruk di Pekanbaru. Salah seorang penumpang pesawat adalah Wakil Gubernur Riau Mambang Mit.


Sekitar 40 menit di Hang Nadim, pesawat terbang ke Pekanbaru karena kondisi cuaca di sana sudah berangsur baik. ”Memang ada divert ke sini. Hanya 40 menit, pukul 20.10 WIB sudah terbang lagi,” kata Kepala Perwakilan RAL Batam, Kholil Wahyudi di Hang Nadim, kemarin. ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda